.::. Manuskrip Aripin .::.

blog berisikan catatan kecil. yang sering dipelajari/digunakan sehari-hari. blog ini juga berisikan tentang tutorial. baik itu yang berhubungan dengan komputer, pembelajaran, pendidikan,dll.

Selamat Datang

Selamat datang di my Personal WebBlog .
Artiket-artikel yang ada di dalam blog ini berisi tutorial pribadi, boleh di Copy Paste, dengan catatan tetap melampirkan sumbernya.

Terimakasih Atas Kunjungannya.

.::.Hari ini adalah Masa Depan-Mu.::.Bukan Tentang Siapa Yang Terbaik, Tetapi Siapa yang Bisa Berbuat Baik .::.

Jakarta - Kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang saat ini masih menggelar uji petik di 6 kecamatan di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan bahan baku asing. Chip yang dibenamkan berasal dari China, sedangkan aplikasi pendukungnya jebolan Jerman.
Diutarakan Husni Fahmi, Kepala program e-KTP dari BPPT, pada intinya BPPT selaku pihak yang diminta Departemen Dalam Negeri untuk menyiapkan urusan teknis program e-KTP, terbuka dengan produk dan teknologi dari negara manapun.

Hanya saja, si pemenang tender yang merupakan konsorsium yang dipimpin PT Karatama dan berdomisili di Karawang, Jawa Barat, menggunakan teknologi chip dari China dan software untuk mengolah data dari Jerman.

"Belum ada bahan baku lokal untuk pembuatan e-KTP ini, impor semua, termasuk untuk bahan kartu. Bahkan peserta tender yang lain malah semuanya impor, jadi tinggal ngepress saja di sini. Sementara kalau PT Karatama (pemenang tender), beli bahan baku saja di luar, merakitnya tetap di pabriknya," jelas Husni kepada detikINET.

Chip yang diimpor itu datang dalam bentuk modul, seperti klise film. Dalam satu baris terdapat 3 chip berukuran masing-masing 4 KB. Nah, di chip-chip inilah data diri, foto dan sidik jari si pemilik KTP direkam.

"Kecil-kecil seperti kuku, lalu ada antena yang dihubungkan ke chip. Sedangkan untuk menempatkan chip ke kartu menggunakan mesin pick & placer," lanjutnya.

Sementara untuk aplikasinya menggunakan software bernama Automated Finger Print Identification System (AFIS) buatan Jerman untuk ditempatkan di server dan komputer klien.

"Aplikasi ini sangat mahal, tapi teknologi ini kita butuhkan agar selanjutnya bisa dipelajari," tukasnya, tanpa menyebut berapa harga mahal yang dimaksud.

Tender Lagi, Teknologi Baru

Hanya saja, perpaduan teknologi China dan Jerman yang digunakan untuk uji petik di program e-KTP ini mungkin saja tak lagi digunakan. Sebab, PT Karatama yang memiliki harga penawaran Rp 9,2 miliar hanya dikontrak untuk masa uji petik yang mendistribusikan 150 ribu unit e-KTP.

Jadi, ketika uji petik ini usai, maka kontrak dengan PT Karatama juga berakhir. Selanjutnya, Depdagri akan menggelar tender lagi, yang tentunya ada kemungkinan untuk memunculkan pemenang baru dengan mengusung teknologi berbeda.

"Ya, memang seperti itu adanya. Namun pada tender selanjutnya, para peserta dituntut untuk mengikuti sistem dan teknologi yang sudah kami bangun dari uji petik ini," tukas Husni.

Hmm... jika begini adanya, hal ini tentu akan memberikan peluang yang lebih besar bagi si pemenang tender terdahulu. Sebab, tinggal melanjutkan sistem dan teknologi yang telah mereka bangun sebelumnya.

Sementara jika yang dipilih pemenang baru, maka bakal menjadi riskan karena harus 'belajar' lagi dan menyesuaikan diri dengan sistem yang sudah ada. ( ash / faw )

Sumber: detikInet

0 comments:

Contact Me :

Mapir juga ke web lainnya

Web Sekolah
Ekawijaya
MTS Darul Falah
http://smkyapsa.blogspot.com/
SMK Galileo
SMK Ash Shoheh
SMK Ksatria Bangsa
http://smknetworking.blogspot.com/

Web Bisnis
http://mc-support.co.cc
http://rahman-online.blogspot.com/